Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2.5 kg ketika lahir. Bayi dengan kondisi seperti ini biasanya memiliki berbagai resiko komplikasi kesehatan dan kemungkinan untuk bertahan hidup lebih kecil.
Bayi berat lahir rendah bisa disebabkan karena adanya infeksi penyakit atau masalah kesehatan semasa kehamilan, misalnya infeksi vagina pada ibu hamil, adanya masalah kesehatan gigi pada wanita hamil yang bisa menimbulkan infeksi, usia kehamilan yang kurang pas (kurang dari 18 tahun dan lebih dari 44 tahun), dan berat badan ibu saat hamil (kelebihan atau kekurangan berat badan). Selain itu, resiko melahirkan bayi berat lahir rendah akan meningkat akibat adanya faktor lingkungan seperti banyak terpapar karbon monoksida, rokok, alcohol, dan obat-obatan saat masih dalam kandungan.
Kondisi kejiwaan ibu saat hamil juga amat berpengaruh pada kesehatan janin, misalnya adanya tekanan (stress), kecemasan, kegelisahan, dan rasa tidak bahagia. Kasus bayi berat lahir rendah bisa juga terjadi pada kasus kelahiran bayi kembar (kasus kehamilan dengan jumlah janin lebih dari satu) dan kasus bayi lahir premature (tidak cukup bulan, yaitu kurang dari 37 minggu). Untuk ibu yang pernah melahirkan bayi premature, maka akan memiliki resiko lebih besar untuk melahirkan bayi berat lahir rendah pada kehamilan berikutnya.
Resiko kelahiran prematur dapat diturunkan apabila ibu hamil banyak mengkonsumsi buah dan sayuran semasa kehamilan. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa konsumsi vitamin C sebesar 100 mg per hari dapat menurunkan resiko kelahiran prematur sebesar 74 %. Bahkan menurut hasil riset lain juga disebutkan bahwa wanita hamil yang banyak mengkonsumsi buah dan sayuran berwarna merah atau oranye yang mengandung beta karoten akan lebih rendah kemungkinannya menghadapi kelahiran prematur. Menurunkan resiko kelahiran prematur berarti juga menurunkan kasus kelahiran bayi berat lahir rendah.
Untuk masalah merokok selama hamil, ibu yang merokok saat hamil biasanya memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Dalam satu batang rokok misalnya terkandung lebih dari 2500 zat kimia yang bisa meracuni bayi. Bayangkan begitu banyaknya zat kimia yang masuk ke dalam tubuh bayi yang dikandung. Bayi masih memiliki kemungkinan untuk lahir dengan kondisi cukup sehat jika si ibu berhenti merokok pada trimester kedua.
Berbagai masalah komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi pada kasus bayi berat lahir rendah diantaranya adalah adanya gangguan pada hati, kerusakan saraf, pertumbuhan tubuh kerdil, diabetes, berbagai masalah perilaku, dan resiko kematian. Karena berbagai komplikasi yang mungkin timbul tersebut, maka bayi yang lahir dengan berat badan rendah akan mengalami kesulitan untuk bernafas sehingga memerlukan bantuan pernafasan untuk bisa bertahan hidup. Misalnya dengan bantuan ventilator untuk mengeluarkan karbondioksida dari paru-paru, atau bisa juga dengan menggunakan obat-obatan untuk menyelamatkan paru-paru bayi agar bisa bernafas lebih baik.
Bayi adalah manusia-manusia yang lahir sebagai generasi penerus kehidupan. Sungguh amat disayangkan jika akibat kurangnya kesadaran ibu-ibu dalam menjaga kesehatannya semasa hamil, banyak bayi yang terlahir dalam kondisi yang kurang sehat seperti pada kasus bayi berat lahir rendah. Untuk itu, upaya untuk memberikan kesadaran kepada ibu-ibu hamil dalam menjaga kesehatan janin dan kehamilannya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kasus bayi lahir dengan berat badan rendah. Ibu hamil hendaknya memerhatikan asupan nutrisi untuk ibu dan janin, jangan sampai kekurangan gizi. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari rokok, alcohol, obat-obatan, mengatur dan mengolah kondisi emosi kejiwaan agar lebih tenang, dan bahagia, serta tetap rutin menjaga dan memantau kondisi kesehatan semasa kehamilan. (ST)
Bayi berat lahir rendah bisa disebabkan karena adanya infeksi penyakit atau masalah kesehatan semasa kehamilan, misalnya infeksi vagina pada ibu hamil, adanya masalah kesehatan gigi pada wanita hamil yang bisa menimbulkan infeksi, usia kehamilan yang kurang pas (kurang dari 18 tahun dan lebih dari 44 tahun), dan berat badan ibu saat hamil (kelebihan atau kekurangan berat badan). Selain itu, resiko melahirkan bayi berat lahir rendah akan meningkat akibat adanya faktor lingkungan seperti banyak terpapar karbon monoksida, rokok, alcohol, dan obat-obatan saat masih dalam kandungan.
Kondisi kejiwaan ibu saat hamil juga amat berpengaruh pada kesehatan janin, misalnya adanya tekanan (stress), kecemasan, kegelisahan, dan rasa tidak bahagia. Kasus bayi berat lahir rendah bisa juga terjadi pada kasus kelahiran bayi kembar (kasus kehamilan dengan jumlah janin lebih dari satu) dan kasus bayi lahir premature (tidak cukup bulan, yaitu kurang dari 37 minggu). Untuk ibu yang pernah melahirkan bayi premature, maka akan memiliki resiko lebih besar untuk melahirkan bayi berat lahir rendah pada kehamilan berikutnya.
Resiko kelahiran prematur dapat diturunkan apabila ibu hamil banyak mengkonsumsi buah dan sayuran semasa kehamilan. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa konsumsi vitamin C sebesar 100 mg per hari dapat menurunkan resiko kelahiran prematur sebesar 74 %. Bahkan menurut hasil riset lain juga disebutkan bahwa wanita hamil yang banyak mengkonsumsi buah dan sayuran berwarna merah atau oranye yang mengandung beta karoten akan lebih rendah kemungkinannya menghadapi kelahiran prematur. Menurunkan resiko kelahiran prematur berarti juga menurunkan kasus kelahiran bayi berat lahir rendah.
Untuk masalah merokok selama hamil, ibu yang merokok saat hamil biasanya memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Dalam satu batang rokok misalnya terkandung lebih dari 2500 zat kimia yang bisa meracuni bayi. Bayangkan begitu banyaknya zat kimia yang masuk ke dalam tubuh bayi yang dikandung. Bayi masih memiliki kemungkinan untuk lahir dengan kondisi cukup sehat jika si ibu berhenti merokok pada trimester kedua.
Berbagai masalah komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi pada kasus bayi berat lahir rendah diantaranya adalah adanya gangguan pada hati, kerusakan saraf, pertumbuhan tubuh kerdil, diabetes, berbagai masalah perilaku, dan resiko kematian. Karena berbagai komplikasi yang mungkin timbul tersebut, maka bayi yang lahir dengan berat badan rendah akan mengalami kesulitan untuk bernafas sehingga memerlukan bantuan pernafasan untuk bisa bertahan hidup. Misalnya dengan bantuan ventilator untuk mengeluarkan karbondioksida dari paru-paru, atau bisa juga dengan menggunakan obat-obatan untuk menyelamatkan paru-paru bayi agar bisa bernafas lebih baik.
Bayi adalah manusia-manusia yang lahir sebagai generasi penerus kehidupan. Sungguh amat disayangkan jika akibat kurangnya kesadaran ibu-ibu dalam menjaga kesehatannya semasa hamil, banyak bayi yang terlahir dalam kondisi yang kurang sehat seperti pada kasus bayi berat lahir rendah. Untuk itu, upaya untuk memberikan kesadaran kepada ibu-ibu hamil dalam menjaga kesehatan janin dan kehamilannya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kasus bayi lahir dengan berat badan rendah. Ibu hamil hendaknya memerhatikan asupan nutrisi untuk ibu dan janin, jangan sampai kekurangan gizi. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari rokok, alcohol, obat-obatan, mengatur dan mengolah kondisi emosi kejiwaan agar lebih tenang, dan bahagia, serta tetap rutin menjaga dan memantau kondisi kesehatan semasa kehamilan. (ST)
Sumber : http://informasitips.com
Terima kasih sudah berbagi dengan kami info-info yang sangat penting dan bermanfaat, senanag bisa berkunjung ke website ini, kami tunggu info-info terbarunya, salam kenal dan makin sukses.
my site : Tahitian Noni Semarang